Kampanye
perubahan social bagi masyarakat
Masyarakat
merupakan kumpulan individu dan kelompok yang membentuk organisasi sosial yang
bersifat kompleks. Dalam organisasi sosial tersebut terdapat nilai-nilai dan
norma-norma sosial yang berfungsi sebagai aturan-aturan untuk bertingkah laku
dan berinteraksi dalam kehidupan masvarakat.
Adanya
suatu perubahan dalam masyarakat akibat perubahan sosial bergantung
pada keadaan masyarakat itu sendiri yang mengalami perubahan sosial. Dengan
kata lain, perubahan sosial yang terjadi
tidak selamanya suatu kemajuan (progress). Bahkan, dapat pula sebagai suatu
kemunduran masyarakat.
Dampak
Perubahan Sosial bagi Kehidupan Sosial
Terdapat beberapa tanggapan
masyarakat sebagai dampak perubahan sosial yang
menimbulkan suatu ketidakpuasan, penyimpangan masyarakat, ketinggalan, atau
ketidaktahuan adanya perubahan, yaitu sebagai berikut.
- Perubahan yang diterima masyarakat kadang-kadang tidak sesuai dengan keinginan. Hal ini karena setiap orang memiliki gagasan mengenai perubahan yang mereka anggap baik sehingga perubahan yang terjadi dapat ditafsirkan bermacam-macam, sesuai dengan nilai-nilai sosial yang mereka miliki.
- Perubahan mengancam kepentingan pihak yang sudah mapan. Hak istimewa yang diterima dari masyarakat akan berkurang atau menghilang sehingga perubahan dianggapnya akan mengancangkan berbagai aspek kehidupan. Untuk mencegahnya, setiap perubahan harus dihindari dan ditentang karena tidak sesuai kepentingan kelompok masyarakat tertentu.
- Perubahan dianggap sebagai suatu kemajuan sehingga setiap perubahan harus diikuti tanpa dilihat untung ruginya bagi kehidupan. Pembahan juga dianggap membawa nilai-nilai baru yang modern.
- Ketidaktahuan pada perubahan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan seseorang ketinggalan informasi tentang perkembangan dunia.
- Masa bodoh terhadap perubahan. Hal itu disebabkan perubahan sosial yang terjadi dianggap tidak akan menimbulkan pengaruh bagi dirinya.
- Ketidaksiapan menghadapi perubahan. Pengetahuan dan kemampuan seseorang terbatas, dampak perubahan sosial yang terjadi ia tidak memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
Masalah
yang muncul atau dampak perubahan sosial
Perubahan sosial
mengakibatkan terjadinya masalah-masalah sosial seperti
kejahatan, atau kenakalan remaja.
Meskipun begitu, tidak setiap masalah yang terjadi pada masyarakat disebut
masalah sosial. Menurut Merton (dalam Soekanto), suatu masalah disebut masalah
sosial jika memenuhi beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut:
- Tidak adanya kesesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial.
- Semula ada pendapat keliru yang menyatakan bahwa masalah sosial bersumber secara langsung pada kondisi-kondisi ataupun proses-proses sosial. Pendapat tersebut tidak memuaskan dan telah ditinggalkan. Hal pokok di sini bukanlah sumbernya, melainkan akibat dari gejala tersebut (baik gejala sosial maupun gejala bukan sosial yang menyebabkan terjadinya masalah sosial.
- Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah sosial atau tidak. Dalam hal ini, urutannya sangat relatif.
- Adanya masalah-masalah sosial yang terbuka dan masalah-masalah sosial yang tertutup. Masalah sosial tersebut timbul akibat terjadinya kepincangan-kepincangan masyarakat karena tidak sesuainya tindakan-tindakan dengan norma-norma dan nilai-nilai masyarakat. Akibat hal tersebut, masyarakat tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang dan berlawanan dengan nilai-nilai yang berlaku.
Masalah sosial merupakan proses
terjadinya ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam kebudayaan suatu masyarakat
yang membahayakan kehidupan kelompok-kelompok sosial. Dengan kata lain, masalah
sosial menyebabkan terjadinya hambatan dalam pemenuhan kebutuhan warga
masyarakat. Hal itu berakibat terjadi disintegrasi sosial atau rusaknya ikatan
sosial.
Proses disintegrasi sebagai akibat
atau dampak perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat
berbentuk antara lain sebagai berikut :
1. Pergolakan
dan Pemberontakan
Proklamasi dikumandangkan sebagai
pernyataan kemerdekaan Indonesia dapat diterima di berbagai daerah walaupun
tidak secara bersamaan. Rakyat menyambut dan mendukungnya. Oleh karena itu,
segera dibentuk suatu tatanan dan kehidupan sosial baru. Rangkaian peristiwa
itu disebut revolusi. Adanya pergolakan dan pemberontakan di berbagai daerah
pascakemerdekaan, berlujuan untuk menjatuhkan kedudukan penguasa pada saat itu,
sekaligus menyatakan kelidaksetujuan mereka terhadap ideologi pemerintah.
2.
Aksi Protes dan Demonstrasi
Aksi protes disebut juga unjuk rasa
yang selalu terjadi dalam kehidupan manusia. Hal itu terjadi karena setiap
orang memiliki pendapat dan pandangan yang mungkin berbeda. Protes dapat
terjadi apabila suatu hal menimpa kepentingan individu atau kelompok secara
langsung sebagai akibat dari rasa ketidakadilan akan hak yang harus diterima.
Akibatnya, individu atau kelompok tersebut tidak puas dan melakukan tindakan
penyelesaian.
Protes merupakan aksi tanpa
kekerasan yang dilakukan oleh individu atau masyarakat terhadap suatu
kekuasaan. Protes dapat pula terjadi secara tidak langsung sebagai rasa
solidaritas antarsesama karena kesewenang-wenangan pihak tertentu yang
mengakibatkan kesengsaraan bagi orang lain.
3. Kriminalitas
Perubahan sosial yang terjadi dalam
kehidupan memberi peluang bagi setiap orang untuk berubah, tetapi perubahan
tersebut tidak membawa setiap orang ke arah yang dicita-citakan. Hal ini
berakibat terjadinya perbedaan sosial berdasarkan kekayaan, pengetahuan,
perilaku, ataupun pergaulan. Perubahan sosial tersebut dapat membawa seseorang
atau kelompok ke arah tindakan yang menyimpang karena dipengaruhi
keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi atau terpuaskan dalam kehidupannya.
Perbuatan kriminal yang muncul di
masyarakat secara khusus akan diuraikan sebagai akibat terjadinya perubahan
sosial yang menimbulkan kesenjangan kehidupan atau jauhnya ketidaksamaan
sosial. Akibatnya, tidak semua orang mendapat kebahagiaan yang sama. Adanya
perbedaan tersebut menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran yang
berbeda-beda terhadap hak dan kewajibannya. Setiap orang harus mendapat hak
disesuaikan dengan kewajiban yang dilakukan.
4.
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Bangsa Indonesia yang sedang
membangun perlu memiliki sistem administrasi yang bersih dan berwibawa, bebas
dari segala korupsi, kolusi, dan nepotisme. Masalah korupsi menyangkut berbagai
aspek sosial dan budaya maka Bung Hatta (dalam Mubyarto) mengatakan bahwa
korupsi adalah masalah budaya. Apabila hal ini sudah membudaya di kalangan
bangsa Indonesia atau sudah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa akan sulit
untuk diberantas. Akibatnya, ha! tersebut akan menghambat proses pembangunan
nasional. Untuk memberantas korupsi, tidak hanya satu atau beberapa lembaga
pemerintahan saja yang harus berperan, tetapi seluruh rakyat Indonesia harus
bertekad untuk menghilangkan korupsi.
5.
Kenakalan Remaja
Kenakalan
remaja merupakan disintergasi dari keutuhan suatu
masyarakat. Hal itu karena tindakan yang mereka lakukan dapat meresahkan
masyarakat Oleh karena itu, kenakalan remaja disebut sebagai masalah sosial.
Munculnya kenakalan remaja merupakan gejolak kehidupan yang disebabkan adanya
perubahan-perubahan sosial di masyarakat, seperti pergeseran fungsi keluarga
karena kedua orangtua bekerja sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi
berkurang.
Selain itu, pergeseran nilai dan
norma masyarakat mengakibatkan berkembangnya sifat individualisme. Juga
pergeseran struktur masyarakat mengakibatkan masyarakat lebih menyerahkan
setiap permasalahan kepada yang berwenang. Perubahan sosial, ekonomi, budaya,
dan unsur budaya lainnya dapat mengakibatkan disintegrasi.
Itulah sedikit yang bisa saya ulas
mengenai dampak perubahan sosial masyarakat,
semoga bermanfaat.